Tuesday, December 12, 2006

Terlalu

TERLALU

By tantri


Arrrgggghhhhhhh………….

Aku

Bosan

Jengah

Kamar ini tak mampu

Menampung erangan

Kesakitan

Seharusnya

Puluhan tahun

Ratusan bulan

Ribuan minggu

Sampai jutaan menit

Aku habiskan

Dikamar laknat

Tapi kutak mampu

menyeret langkahku

untuk segera pergi

dari sini

seakan ada suara parau

yang memanggilku

menarikku

dengan mantera-mantera

dengan jampi-jampi

aku tak mampu mengangkat

tubuh malasku

dari ranjang reot ini

aku tak mampu mengajak

sepasang tangan ini

untuk meraih setangkup air

agar mata sembab segera terbasuh

kamar ini

terlalu

sulit untuk

di tinggalkan

terlalu

berat untuk

dilupakan

terlalu

terlalu

terlalu

Hari ini kumulai hari seperti biasanya,

tak ada yang lain

.kubangun lalu kubasuh mukaku dengan setangkup air sumur

yang kurasa lebih mempunyai rasa peri-ke-airan

daripada air made in pemerintah yang amis dan kuning di musim kemarau

dan keruh di musim hujan.

setelah air sumur yang tawar menyentuh lubang pori2 wajahku kuraih handuk

untuk menyapu bulir2 air sebelum menetes ke ubin.

huh…!

kumulai hari ini tanpa sesuatu yang berbeda.

Bekerja..bekerja..bekerja.

Kuselalu berusaha untuk nyaman melalui hari

yang ……bisa ku tebak..bakalan MEMBOSANKAN!

Yach…aku hanya anak seorang janda pensiunan guru SD

yang ga punya balungan wong sugih

itu yang selalu di sikapkan

oleh ibu-disikapkan-karena memang tidak pernah terungkap

oleh kata tapi tercontoh oleh sikap.

Terkadang aku ingin bermain tanpa bekerja,

tapi aku malu-bukan karena bermain-

tapi karena untuk bermain aku tetap butuh biaya hidup

dan sebagai manusia dewasa aku malu

untuk memintanya(lagi)

dari gaji pensiunan seorang guru SD.

Saat ini sesungguhnya aku pun masih malu

karena masih tetap numpang

makan, tidur,mandi sampai berak dan kencing

di rumah seorang janda pensiunan guru SD.

Tapi untungnya rumah beliau

bukanlah sebuah rumah warisan

dari almarhum suaminya-alias bapak saya-

tapi rumah yang telah dimilikinya sebelum menikah dengannya,

atau mungkin yang telah dimiliki jauh sebelum bertemu dengan bapakku.

Hari harus tetap berjalan dan harapan akan jadi kenyataan,

atau harapan akan jadi sesal…

hanya gerusan waktu yang akan memilih.

No comments: