Oleh: Luky Hari Wibowo
Ibuku...
Delapan belas tahun silam
Saat bapak dipenjara
Menenteng keempat anaknya
Menyusuri jalan gelap
Menjadi babu
Dari rumah ke rumah
Saudara-saudara bapakku
Ibuku...
Sebelas tahun silam
Saat bapak terseret-seret
Tak bisa tersenyum
Karna pahit dan getir
Tanpa stelan layak
Dan riasan di wajahnya
Berjalan tak tentu arah
Ibuku...
Di tahun-tahun sebelumku
Entah apa lagi
Hanya kisah-kisah haru kudengar
Dari orang-orang sebelumku
Mulai kisah cita-citanya yang kandas
Keperawanannya yang terkoyak
Dan kepasrahan terhadap nasib
Ibuku...
Dari tahun ke tahun
Saat hidup bersama bapakku
Tak selalu bernafas lega
Hanya bisa memeluk keempat anaknya
Membesarkan hati keempat anaknya
Menyerahkan jiwa dan raganya
Untuk suami dan keempat anaknya
Ibuku...
Tahun ini
Ditinggal mati bapakku
Tidak sedih tidak bahagia
Hanya cukup bernafas lega
Hidup di puing-puing reruntuhan
Sisa-sisa buah karya bapakku
Bapak yang kami cintai
Buat mama, kakak-kakak, adik dan papa di surga
No comments:
Post a Comment